PEMKAB ENDE GELAR FESTIVAL BUDAYA PERDAMAIAN
Pemerintah Kabupaten Ende menggelar Festival Budaya Perdamaian (Bou Ate) dengan berbagai acara yakni Parade Budaya Perdamaian yang diikuti Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan dalam kota, dan sekolah – sekolah dan dilanjutkan dengan Festival Budaya Perdamaian yang diisi dengan berbagai tarian, puisi dan lagu daerah. Kegiatan dilaksanakan di Taman Perenungan Bung Karno, Jalan Soekarno,Selasa (6/8/2019).
Wakil Bupati Ende, Drs. H. Djafar H. Achmad, MM saat membuka kegiatan dalam sambutannya mengatakan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan festival budaya untuk perdamaian tingkat Kabupaten Ende ini adalah “Ende Ku Satu, Ende Ku Damai, Di Bumi Pancasila ini, Damaiku Untuk Nusantara”.
Tema tersebut, kata Wabup Djafar mengandung arti dan makna yang sangat dalam, dimana kita semua diajak untuk merefleksi, memahami dan menyelami secara mendalam, tentang misteri dan sejarah perjuangan Sang Proklamator Bung Karno, pada tahun 1934 ketika dibuang ke Ende, yang memperoleh ilham dan menemukan 5 butir mutiara Pancasila di Kota Ende, sebagai perekat dan pemersatu bangsa Indonesia.
Dikatakan Wabup Djafar bahwa Almarhum Bupati Ende, Ir. Marselinus Y.W Petu mencetuskan sebuah istilah yang penuh makna kebangsaan yaitu“ Pancasila Rumah Kita, Dari Ende Untuk Indonesia” yang artinya bahwa Pancasila adalah penaung dan satu satunya dasar Ideologi Negara yang mampu membuktikan keampuhannya mempersatukan kebihinekaan Indonesia dari berbagai suku, ras dan agama sehingga tetap hidup rukun,dan damai, walaupun kita tahu ada ancaman yang sering mengganggu yang ingin menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
“Tunjukan bahwa kita ATA ENDE adalah orang orang Indonesia yang Pancasilais, yang selalu hidup rukun, damai, ramah dengan siapapun, sehingga Kebanggaan kita sebagai Kota Pancasila menjadi nyata dan terwujud dalam diri dan perilaku kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara,”tegas Wabup Djafar.
Wabub Djafar berharap kepada masyarakat Kabupaten Ende,untuk memelihara, menjaga dan mempertahankan kondisi daerah, agar tetap aman dan damai serta membina tananan persaudaraan, toleransi kerukunan umat beragama.
“Mari Kita “Sa Bhoka, Sa Ate” Pelihara, Jaga dan Pertahankan Kondisi Daerah Kita Yang Aman dan Damai Ini, Agar Tidak Dinodai Oleh Siapapun, Dan Kita Lawan Jika Ada Yang Mencoba Untuk Merusak Tananan Persaudaraan, Toleransi Kerukunan Umat Beragama dan Persatuan Yang Terbina Selama Ini.(ria humas)
Tidak ada komentar