BUSANA TRADISIONAL SERING DIABAIKAN DIBANDINGKAN BUSANA MODERN
Busana Tradisional sebagai salah satu adikarya budaya, dalam realitasnya sering diabaikan dan terpinggirkan dibandingkan dengan busana modern yang kerap digunakan dalam berbagai urusan dan kepentingan, yang terkait dengan sikap dan pandangan masyarakat modern yang serba instan serta praktis.
Hal ini dikatakan Wakil Bupati Ende Drs.H Djafar H.Achmad,MM dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Ende, Derson Duka pada saat pembukaan acara Parade Budaya Perdamaian di Depan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno, Jln. Perwira Ende, Selasa (6/8).
”Oleh karena itu tugas kita saat ini khususnya generasi muda untuk terus melestarikan busana tradisional, karena mengenal busana tradisional adalah memahami sebuah identitas dari suatu komunitas budaya yang pernah ada dan tetap eksis dalam kehidupan,”ujarnya
Selain itu, katanya bentuk yang khas dengan wujud dan makna bernuansa simbolik merupakan totalitas dari pesan moral dan kearifan tradisi yang ingin diwariskan serta dilestarikan sehingga busana tradisional merupakan totalitas dari potret kehidupan dan identitas suatu komunitas budaya.
Wabub Djafar mengharapkan dengan mengikuti Parade Budaya Perdamaian, dapat menumbuhkan kecintaan akan busana lokal dan dapat menjadi ajang promosi busana daerah.
Kegiatan parade budaya perdamaian diikuti sekolah – sekolah, 4 Kecamatan dalam kota, SKPD dalam Lingkup Pemkab Ende dan paguyupan Bali (ria humas)
GALLERY HUMAS
01 | 02 | 03 |
04 | 05 | 06 |
PHOTOGRAFER : ALIAS AHMAD
Tidak ada komentar