PEMUDA GMIT SYALOM ENDE GELAR SEMINAR PANCASILA
Pemuda GMIT Syalom Ende menggelar
seminar dengan tema Pancasila Sebagai Rumah Bersama yang digelar di Gedung
Kabaktian GMIT Syalom Ende, Sabtu
(8/6/2019). Hadir dalam seminar tersebut Pemuda Lintas Agama Sekota Ende dan
Pemuda Klasis Kabola juga Pemuda Syalom Ende.
Kegiatan itu dibuka oleh Kabag Hukum Setda Ende, Mei Janji atas nama Plt Bupati Ende, Drs Djafar Achmad dan juga dihadiri Kaban Kesebangpolinmas Kabupaten Ende, Yoseph Woge.
Ketua Pemuda GMIT Syalom Ende,
Boby Witak mengatakan pelaksanaan seminar tersebut bertujuan untuk memperkaya
khasanah pengetahuan dan wawasan mengenai Pancasila sebagai rumah bersama dan
menambah wawasan mengenai Pancasila dalam aspek kepemimpinan dan kepekaan
sosial juga sebagai aspek spritualitas dan keamanan juga radikalisme serta
membangun kesadaran akan pentingnya peran serta pemuda dalam menjaga dan
melestarikan Pancasila sebagai rumah bersama.
Boby mengatakan sepanjang sejarah
Indonesia merdeka, Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa dan negara. Ia
telah menjadi rumah bagi Bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila menjadi dasar dan ideologi negara baik di masa perjuangan
mempertahankan dan menegakan kemerdekaan melawan Penjajah Belanda pada masa Indonesia
menjadi negara serikat pada masa Indonesia menganut sistem parlementer juga
pada masa mengatasi pemberontakan maupun pergolakan politik pergantian lama
menjadi Orde Baru juga era Reformasi.
Dikatakan Pancasila telah
terbukti sebagai kekuatan bangsa untuk mengatasi berbagai tantangan baik
separatisme maupun fundamentalisme agama dan komunisme. Fakta sejarah itu menjadi saksi
betapa Pancasila dan eksistensi bangsa dan negara Indonesia terpadu dan saling
menopang.
Dikatakan sebagai dasar negara
Pancasila merupakan dasar untuk mengatur semua penyelenggaraan yang terbentuk
dalam sebuah negara dan adalah sumber tertib hukum Indonesia.
Sebagai ideologi Pancasila adalah
kristalisasi konsep dasar mengenai kehidupan yang diangap baik yang
dicita-citakan sebagai suatu bangsa. Ia mencakup norma bernegara dan cita-cita bangsa juga
tujuan negara serta pedoman hidup bernegara.
Dikatakan sebagai gambaran tujuan
bernegara, Pancasila juga memiliki karakter mendorong kerjasama lintas
perbedaan guna mencapai tujuan bernegara. Oleh sebab itu setiap kebijakan dan
tindakan yang bertentangan dengan sikap inklusif merangkul bahkan mempertajam
perbedaan dan menghambat apalagi memecah kerjasama adalah tindakan dan
kebijakan yang tidak sesuai dengan Pancasila.
Kesadaran tersebut tidak hanya
berlaku pada tataran negara tetapi juga ditengah masyarakat. Oleh karena itu
warga termasuk gereja perlu menghayati hidup dalam kebersamaan lintas agama dan
lintas suku ataupun etnis serta saling menghargai dan mampu bekerjasama dan
menjauhkan diri dari sikap menyendiri.
Sebagai pembicara dalam seminar
itu, Kabag Ops Polres Ende, Kompol Suka Abdi dan Kepala Kesbangpolinmas
Provinsi NTT,Yohana E Lisapaly dan Ketua Pemuda Sinode GMIT, David Natun.(ria/humas)
Tidak ada komentar